Selasa, 25 Juni 2013

Kategori Ketiga : Tokoh Sastra Yang Melegenda


1.   Amir hamzah

Tengku Amir Hamzah yang bernama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indera Putera. Amir hamzah lahir di Tanjung Pura langkat 28 Februari 1911. Dan Amir Hamzah meninggal di Kuala Begumit pada tanggal 20 Maret 1946 pada umur 35 tahun, ia merupakan seorang sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru. Ia lahir dalam lingkungan keluarga bangsawan Melayu(Kesultanan Langkat) dan banyak berkecimpung dalam alam sastra dan kebudayaan Melayu.

Karya sastranya:
Amir Hamzah mewariskan 50 sajak asli, 77 sajak terjemahan, 18 prosa liris, 1 prosa liris terjemahan, 13 prosa, dan 1 prosa terjemahan. Jumlah keseluruhan karya itu adalah 160 tulisan. Dua karya Amir Hamzah yang paling terkenal adalah kumpulan sajak Nyanyi Sunyi (1937) dan Buah Rindu (1941). Dalam Buah Rindu, yang ditulis antara tahun 1928 dan tahun 1935 terlihat jelas perubahan perlahan saat lirik pantun dan syair Melayu menjadi sajak yang lebih modern

2.      Chairil Anwar

Chairil Anwar (lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922 – meninggal di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun), dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" (dari karyanya yang berjudul Aku), adalah penyair terkemuka Indonesia
Chairil Anwar (lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922 – meninggal di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun), dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang"

Karya sastranya:
·       Deru Campur Debu (1949)
·       Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)
·       Tiga Menguak Takdir (1950) (dengan Asrul Sani dan Rivai Apin)
·       "Aku Ini Binatang Jalang: koleksi sajak 1942-1949", disunting oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986)
·       Derai-derai Cemara (1998)
·       Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948), terjemahan karya Andre Gide
·       Kena Gempur (1951), terjemahan karya John Steinbeck

3.      Sapardi Djoko Damono

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940; umur 73 tahun) adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka. Ia dikenal dari berbagai puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer.

Karya sastranya:
1.    "Duka-Mu Abadi", Bandung (1969)
2.    "Mata Pisau" (1974)
3.    "Lirik Klasik Parsi" (1977; terjemahan)
4.    "Perahu Kertas" (1983)
6.    "Afrika yang Resah (1988; terjemahan)
7.    "Hujan Bulan Juni" (1994)
8.    "Arloji" (1998)
9.    "Ayat-ayat Api" (2000)
10.  "Mata Jendela" (2002)

4.   W.S. Rendra

Rendra (Willibrordus Surendra Broto Rendra); lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November1935 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teaterdi Yogyakarta pada tahun 1967. Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, kemudian ia mendirikan Bengkel Teater Rendra di Depok, pada bulan Oktober 1985. Semenjak masa kuliah ia sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.
Karya sastranya:
1.      Ballada Orang-Orang Tercinta
2.      Blues untuk Bonnie
3.      Empat Kumpulan Sajak
4.      Sajak-sajak Sepatu Tua
5.      Mencari Bapak
6.      Perjalanan Bu Aminah
7.      Nyanyian Orang Urakan
8.      Pamphleten van een Dichter
9.      Potret Pembangunan Dalam Puisi


5.      Taufiq Ismail

Taufiq Ismail gelar Datuk Panji Alam Khalifatullah, (lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 25 Juni 1935; umur 77 tahun), ialah seorang penyair dan sastrawan Indonesia.
Karya sastranya:
·         Ismael, Taufiq (1995). Prahara Budaya:kilas-balik ofensif Lekra/PKI dkk.:kumpulan dokumen pergolakan sejarah (dalam bahasa Bahasa Indonesia). Bandung: Mizan dan H.U. Republika. hlm. 469.
·         Taufiq Ismail. Vernite Mne Indoneziyu (Kembalikan Indonesia Padaku). Puisi Pilihan. Diselenggarakan dan diterjemahkan oleh Victor Pogadaev. Moskow: Klyuch-C, 2010



Tidak ada komentar:

Posting Komentar